Lion Air
Pabrikan pesawat terbang asal Amerika Serikat (AS), Boeing, mengumumkan order komersial terbesar secara global dari Lion Air. Maskapai penerbangan Indonesia ini sepakat untuk membeli 230 pesawat Boeing dengan nilai transaksi total mencapai 21,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 195 triliun.Pesawat Boeing yang dibeli Lion Air itu terdiri atas 201 unit pesawat jenis 737 MAX dan 29 unit Next Generation 737-900 Extended Range. Pembelian 230 pesawat Boeing ini oleh Lion air dituangkan dalam kesepakatan perjanjian jual beli yang ditandatangani di Nusa Dua, Bali, Jumat (18/11). Perjanjian ini juga mencakup hak untuk membeli tambahan 150 unit pesawat. Jual beli ini mencetak rekor sebagai jual beli terbesar dalam sejarah Boeing, baik dalam nominal angka maupun dalam jumlah unit yang dipesan.
Presiden Obama menyaksikan penandatanganan perjanjian Boeing Co dan Lion Air untuk pembelian pesawat senilai US$21,7 miliar di sela-sela KTT Asia Timur di Bali (18/11).
Barack Obama dalam siaran pers menyebut kesepakatan ini sebagai bukti contoh peluang investasi yang terbuka di kawasan Asia Pasifik.
"Penandatangan ini merupakan contoh hebat peluang perdagangan, investasi dan komersial di kawasan Asia Pasifik," kata Obama terkait pemesanan terbesar untuk pesawat komersial Boeing ini.
Pembelian 230 pesawat Boeing 737 senilai Rp195,2 triliun ini merupakan yang terbesar dalam sejarah Boeing.
"Beberapa hari terakhir, saya berbicara tentang bagaimana memastikan kehadiran kami di wilayah ini, yang dapat langsung berkaitan dengan lapangan pekerjaan di negara kami," kata Obama.
Perjanjian ini menurut Obama akan melahirkan banyak kesempatan kerja baru bagi warga AS.
"Dan apa yang kita lihat di sini, kesepakatan bernilai miliaran dolar antara Lion Air, salah satu maskapai penerbangan dengan pertumbuhan tercepat tidak hanya di wilayah ini, namun di dunia, dan Boeing, akan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja di Amerika Serikat untuk jangka waktu panjang.''
"Inilah contoh bagaimana kami mencapai tujuan jangka panjang yang saya tetapkan termasuk meningkatkan dua kali lipa ekspor Amerika Serikat dalam beberapa tahun mendatang.
Garuda Indonesia membeli mesin GE
Obama memuji Lion Air namun penerbangan swasta ini masih masuk dalam daftar larangan terbang Uni Eropa terkait masalah keselamatan.
Sementara itu juru bicara Boeing Wilson Chow mengatakan pasaran penerbangan di kawasan meningkat pesat.
"Berdasarkan perkiraan kami, Asia Pasifik merupakan salah satu pasar yang berkembang sangat cepat...Kami memperkirakan pertumbuhan 7% setiap tahun dalam 20 tahun ke depan," kata Chow kepada kantor berita AFP.
Chow menolak memberikan rincian kapan pengiriman pesawat akan dilaksanakan namun menyatakan pesawat 737 MAX, salah satu model yang dijual dengan 737-900ER akan siap dikirimkan tahun 2017.
Para pejabat Amerika juga mengumumkan sejumlah perjanjian perusahaan AS dengan Asia, termasuk penjualan delapan Boeing 777-300ER ke Singapore Airlines bernilai $2,4 miliar.
Sementara itu Garuda Indonesia juga menandatangani kontrak untuk membeli 50 CFM56, mesin General Electric, bernilai $1,3 miliar, kata Gedung Putih.
Pabrikan pesawat terbang asal Amerika Serikat (AS), Boeing, mengumumkan order komersial terbesar secara global dari Lion Air. Maskapai penerbangan Indonesia ini sepakat untuk membeli 230 pesawat Boeing dengan nilai transaksi total mencapai 21,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 195 triliun.Pesawat Boeing yang dibeli Lion Air itu terdiri atas 201 unit pesawat jenis 737 MAX dan 29 unit Next Generation 737-900 Extended Range. Pembelian 230 pesawat Boeing ini oleh Lion air dituangkan dalam kesepakatan perjanjian jual beli yang ditandatangani di Nusa Dua, Bali, Jumat (18/11). Perjanjian ini juga mencakup hak untuk membeli tambahan 150 unit pesawat. Jual beli ini mencetak rekor sebagai jual beli terbesar dalam sejarah Boeing, baik dalam nominal angka maupun dalam jumlah unit yang dipesan.
Presiden Obama menyaksikan penandatanganan perjanjian Boeing Co dan Lion Air untuk pembelian pesawat senilai US$21,7 miliar di sela-sela KTT Asia Timur di Bali (18/11).
Barack Obama dalam siaran pers menyebut kesepakatan ini sebagai bukti contoh peluang investasi yang terbuka di kawasan Asia Pasifik.
"Penandatangan ini merupakan contoh hebat peluang perdagangan, investasi dan komersial di kawasan Asia Pasifik," kata Obama terkait pemesanan terbesar untuk pesawat komersial Boeing ini.
Pembelian 230 pesawat Boeing 737 senilai Rp195,2 triliun ini merupakan yang terbesar dalam sejarah Boeing.
"Beberapa hari terakhir, saya berbicara tentang bagaimana memastikan kehadiran kami di wilayah ini, yang dapat langsung berkaitan dengan lapangan pekerjaan di negara kami," kata Obama.
Perjanjian ini menurut Obama akan melahirkan banyak kesempatan kerja baru bagi warga AS.
"Dan apa yang kita lihat di sini, kesepakatan bernilai miliaran dolar antara Lion Air, salah satu maskapai penerbangan dengan pertumbuhan tercepat tidak hanya di wilayah ini, namun di dunia, dan Boeing, akan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja di Amerika Serikat untuk jangka waktu panjang.''
"Inilah contoh bagaimana kami mencapai tujuan jangka panjang yang saya tetapkan termasuk meningkatkan dua kali lipa ekspor Amerika Serikat dalam beberapa tahun mendatang.
Garuda Indonesia membeli mesin GE
Obama memuji Lion Air namun penerbangan swasta ini masih masuk dalam daftar larangan terbang Uni Eropa terkait masalah keselamatan.
Sementara itu juru bicara Boeing Wilson Chow mengatakan pasaran penerbangan di kawasan meningkat pesat.
"Berdasarkan perkiraan kami, Asia Pasifik merupakan salah satu pasar yang berkembang sangat cepat...Kami memperkirakan pertumbuhan 7% setiap tahun dalam 20 tahun ke depan," kata Chow kepada kantor berita AFP.
Chow menolak memberikan rincian kapan pengiriman pesawat akan dilaksanakan namun menyatakan pesawat 737 MAX, salah satu model yang dijual dengan 737-900ER akan siap dikirimkan tahun 2017.
Para pejabat Amerika juga mengumumkan sejumlah perjanjian perusahaan AS dengan Asia, termasuk penjualan delapan Boeing 777-300ER ke Singapore Airlines bernilai $2,4 miliar.
Sementara itu Garuda Indonesia juga menandatangani kontrak untuk membeli 50 CFM56, mesin General Electric, bernilai $1,3 miliar, kata Gedung Putih.